Pelatihan Kepemimpinan Konservasi Lembaga Ekowisata Pulo Aceh

Pelatihan Kepemimpinan Konservasi Lembaga Ekowisata Pulo Aceh


Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh planet kita saat ini. Dampaknya yang luas dan serius terhadap lingkungan hidup dan kehidupan manusia telah meningkatkan urgensi untuk mengambil tindakan dalam konservasi alam. Konservasi alam tidak hanya melibatkan upaya melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem, tetapi juga beradaptasi dengan perubahan iklim.

Kepemimpinan yang kuat dan efektif dalam bidang konservasi alam dan perubahan iklim sangat penting untuk mengatasi tantangan ini. Para pegiat konservasi perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan prinsip konservasi alam, serta keterampilan kepemimpinan yang memungkinkan mereka untuk merumuskan dan mengimplementasikan solusi berkelanjutan.

Para pegiat konservasi juga harus mampu menghadapi kompleksitas masalah perubahan iklim dan mengintegrasikan aspek-aspek penting dari adaptasi dan mitigasi dalam upaya konservasi. Mereka harus dapat merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan konservasi yang berfokus pada memperkuat ketahanan ekosistem, mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim, dan mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ini.

Dengan demikian, pelatihan kepemimpinan konservasi yang mencakup aspek perubahan iklim menjadi sangat penting. Pelatihan ini akan membantu para pegiat konservasi dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21-23 Mei 2023 di Aula Gedung Seraba Guna BPKS Pulo Aceh ditujukan kepada pengurus Lembaga Ekowisata Pulo Aceh dan pemuda yang tertarik dan terlibat dalam bidang konservasi di wilayah kecamtan Pulo Aceh.

Tujuan Pelatihan

Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang efektif dalam konteks konservasi dan merespon perubahan iklim. Peserta akan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pelestarian lingkungan, serta strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi perubahan iklim.

Pelatihan Leadership Pengelolaan Kawasan Konservasi di Pulo Aceh

Pelatihan Leadership Pengelolaan Kawasan Konservasi di Pulo Aceh


Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen dalam organisasi atau lembaga, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari manajemen.

Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan, lembaga ini bukan aktif sebagai pengembang konservasi di Pulo Aceh, melainkan bertujuan untuk berkontribusi dalam pengembangan Aceh secara berkelanjutan. 

Personil Lembaga Ekowisata Pulo Aceh merupakan Agent of Changes dan  Agent of Control  Social pada masyarakat Pulo Aceh khususnya yang bergerak di bidang lingkungan. Meskipun baru berdiri sejak tahun 2017, para SDM Lembaga Ekowisata Pulo Aceh merupakan orang – orang terpilih untuk merepresentasikan Pulo Aceh, sehingga dibutuhkan peningkatan kapasitas dalam bidang soft skill khususnya Leadership yang merupakan agenda dari para pengurus lembaga.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 20-21 juni 2023 di aula pertemuan hotel belimbing pulo breuh. peserta yang hadir 10 orang dari anggota dan pengurus Lembaga Ekowisata Pulo Aceh

Tujuan Kegiatan Pelatihan Leadership


Tujuan dari terselenggaranya pelatihan kepemimpinan (leadership)ini adalah :
  1. Memberikan pengetahuan dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada para SDM Lembaga;
  2. Memberikan pemahaman lebih kepada para SDM tentang organisasi dan manajemen;
  3. Membekali para SDM dengan wawasan, sikap dan keterampilan untuk mengkoordinir sebuah organisasi;
  4. Terbentuk pemimpin para SDM yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap lingkungan sosial;
  5. Meningkatkan kapasitas para SDM lembaga yang diharapkan dapat menjaga keberlangsungan lembaga secara khusus dan Pulo Aceh secara umum dalam menghadapi perubahan iklim.

Hasil yang diharapkan


Sesuai dengan tujuan diatas, maka para SDM Lembaga Ekowisata Pulo Aceh yang telah menyelesaikan pelatihan Kepemimpinan (leadership) ini diharapkan:
  1. Mampu mengidentifikasi kemampuan kepemimpinan pada diri sendiri.
  2. Mampu mengenal bahwa perkembangan keterampilan kepemimpinan akan melalui proses yang terus menerus (regeneration).
  3. Memiliki wawasan tentang kondisi lingkungan yang ikut mempengaruhi eksistensi dari lembaga.
  4. Memiliki kemampuan berkomunikasi efektif
  5. Memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tim
  6. Memiliki kemampuan management stress
  7. Memiliki kemampuan memberikan keputusan efektif
  8. Mampu menganalisa kekuatan dan kelemahan lembaga.
  9. Mampu merumuskan permasalahan-permasalahan dan mentransformasi masalah menjadi target yang harus dicapai lembaga

Methodologi


Beberapa metode yang akan dijalankan dalam pelatihan ini adalah: 

1. Experiential Learning, yang mengedepankan pengalaman terstruktur sebagai pembelajaran. Adapun tahapan pada metode tersebut adalah:
  • Melihat dan mengamati
  • Melakukan 
  • Menganalisa
  • Merefleksikan
  • Melakukan Kembali
2. Fun Edutainment, berkegiatan dengan menggunakan simulasi dan games baik indoor dan outdoor, yang bertujuan untuk membuat suasana belajar menyenangkan dan bertahan jangka panjang.

Strategi Pencapaian


Pelatihan Kepemimpinan (leadership) ini akan dilaksanakan menggunakan metode experiential learning, yang menggunakan pengalaman terstruktur sebagai pembelajaran kepada peserta kegiatan sehingga para peserta mampu melihat, mengikuti dan menganalisa secara mandiri materi dan simulasi yang diberikan oleh para trainer. Sistem ruang pembelajaran saat pelaksanaan adalah 50% ruang terbuka dan 50% menggunakan sistem dalam ruangan yang bertujuan agar para peserta kegiatan lebih leluasa dalam mengeksplorasi dan mengamati tanggung jawab yang akan dihadapi setelah kegiatan ini. 

LEPA Menggelar Kegiatan Sosialisasi Program LCPF tentang Pengembangan Kawasan Konservasi

LEPA Menggelar Kegiatan Sosialisasi Program LCPF tentang Pengembangan Kawasan Konservasi


Kegiatan sosialisasi program penguatan kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam konteks lembaga ekowisata di bidang konservasi menjadi sebuah langkah krusial dalam menghadapi tantangan pelestarian lingkungan.

Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para pemangku kepentingan dan anggota lembaga tentang pentingnya kelembagaan yang kuat dan pengembangan SDM yang berkelanjutan dalam konteks konservasi.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang strategi dan upaya yang dapat ditempuh guna menjaga keanekaragaman hayati dan menjalankan lembaga ekowisata sebagai agen positif dalam upaya konservasi. Dengan demikian, sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting dalam membentuk lembaga ekowisata yang efektif dan berdaya tahan dalam mempertahankan keindahan alam dan ekosistemnya.

Kegiatan Sosialisai Program LCPF ini dilaksanakan  pada hari Sabtu April 1, 2023, Pulo Aceh di gampong Gugop dihadiri oleh 90 orang anggota dan Pengurus LEPA, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Aparatur pemerintahan gampong serta stakeholder kecamatan.

Kegiatan ini dimulai 15.00 s/d 17.00 wib, Kegiatan Sosialisai Program LCPF merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh LEPA untuk memperkenalkan program kepada MUSPIKA PLUS yang ada di Lhok Pulo Breuh Selatan. Dalam kegiatan sosialisasi LEPA juga memaparkan rencana kerja yang akan dilakukan pada tahun 2023. 

Metode yang dilakukan dalam Kegiatan ini menggunakan metode partisipatif yaitu presentasi materi dan diskusi Bersama.

Tujuan Kegiatan Sosialisasi

  1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya konservasi alam dan ekowisata.
  2. Memperkenalkan program kegiatan yang akan dilakukan di kawasan konservasi dan ekowisata.
  3. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan program.

Capaian

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini antara lain:

  1. Peserta atau masyarakat lokal mendapat informasi mengenai tujuan, manfaat, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan.
  2. Program pembinaan selanjutnya akan memberikan dukungan dan bimbingan individu kepada peserta untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diajarkan dalam program.
  3. Program sosialisasi dan pembinaan bertujuan untuk membantu peserta memperoleh keterampilan baru yang relevan dengan topik atau program yang dipelajari. Peserta akan diberikan pelatihan dan praktik intensif di bidang keterampilan tertentu, seperti kepemimpinan, komunikasi, manajemen waktu, atau keterampilan teknis lainnya. Tujuannya agar peserta dapat meningkatkan kemampuannya dan menerapkan keterampilan baru tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pekerjaannya, termasuk lingkungan.
  4. Bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku positif pada peserta. Melalui penjelasan yang jelas mengenai manfaat dan konsekuensi dari perilaku tertentu, serta dukungan individu dalam mengatasi hambatan dan tantangan, program dapat membantu peserta mengadopsi perilaku baru yang lebih efektif atau mengubah perilaku yang tidak diinginkan. Tujuannya adalah untuk membantu peserta mencapai tujuan pribadi atau profesionalnya, serta lingkungannya.
  5. Meningkatkan motivasi dan komitmen peserta atau masyarakat terhadap program atau tujuan yang sedang dikerjakan.
  6. Masyarakat memainkan peran penting dalam meningkatkan keberhasilan program secara keseluruhan. Dengan memberikan informasi yang jelas, keterampilan yang diperlukan dan dukungan individu.
Pelatihan Hospitality Lembaga Ekowisata Pulo Aceh ke Desa Wisata Gampong Nusa Lhok Nga

Pelatihan Hospitality Lembaga Ekowisata Pulo Aceh ke Desa Wisata Gampong Nusa Lhok Nga

Pelatihan Hospitality

Pelatihan Hospitality dilaksanakan oleh Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) dalam rangka pemenuhan dari program LCPF untuk penguatan kelembagaan dan SDM pengurus dan anggota, sehingga LEPA mampu menjawab tantangan isu konservasi diwilayah pulo aceh.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di desa dan mempromosikan sektor pariwisata, diperlukan pelatihan dalam bidang hospitalitas untuk perangkat desa pelaku wisata. Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada perangkat desa dan pelaku wisata dalam memberikan layanan yang ramah, profesional, dan memuaskan kepada wisatawan dan penduduk lokal.

Pelatihan dalam industri hospitality memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas layanan serta mempersiapkan para profesional untuk menghadapi tantangan yang kompleks di dunia pariwisata. Melalui pelatihan ini, individu akan dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memberikan pengalaman yang memuaskan bagi setiap tamu. Dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek dalam industri hospitality, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi individu, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan bisnis di sektor pariwisata.

Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 07-09 Juni 2023, di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Gampong nusa merupakan satu diantara gampong di Aceh yang terus bergerak mengembangkan Desa wisata berbasis masyarakat sehingga perwakilan peserta yang terdiri dari anggota dan pengurus LEPA dan Aparatur Desa yang dipilih dapat melihat langsung bagaimana manajemen homestay, tatakelola wisata, atraksi kearifan lokal, seni dan budaya serta banyak hal lain yang bisa di pelajari untuk dapat diterapkan sekembalinya ke wilayah pulo aceh.

Tujuan Pelatihan


Pelatihan dalam bidang hospitality memiliki tujuan yang sangat penting dalam mempersiapkan individu untuk menjadi profesional yang kompeten di industri pariwisata dan layanan. Melalui pelatihan ini, para peserta akan dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Dengan demikian, tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang ramah, bersahabat, dan memuaskan bagi setiap pelanggan yang datang, sehingga berkontribusi pada kesuksesan bisnis di industri hospitality. Berikut beberapa tujuan dari pelatihan ini dilakukan:
  1. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan perangkat desa dan pelaku wisata di Pulo Aceh dalam bidang hospitaliti, dengan fokus pada memberikan layanan yang ramah, efektif, dan profesional kepada wisatawan.
  2. Meningkatkan pemahaman perangkat desa tentang pentingnya hospitalitas dalam sektor pariwisata.
  3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal, keramahan, dan keahlian berbahasa pada perangkat desa.
  4. Meningkatkan pengetahuan perangkat desa tentang destinasi wisata lokal, budaya, dan atraksi lainnya.
  5. Meningkatkan pemahaman perangkat desa tentang etika profesional dalam memberikan layanan pelanggan.

Ruang Lingkup Pelatihan Hospitality



Pelatihan dalam industri hospitality mencakup beragam aspek yang penting dalam memberikan pelayanan terbaik kepada tamu. Mulai dari keterampilan komunikasi yang efektif, manajemen waktu, keahlian dalam penanganan konflik, hingga pemahaman yang mendalam tentang standar kebersihan dan keamanan. Ruang lingkup pelatihan ini juga meliputi pengembangan kemampuan dalam melayani kebutuhan khusus tamu, seperti tamu dengan kebutuhan diet khusus atau tamu yang memiliki kebutuhan aksesibilitas. Dengan memahami ruang lingkup pelatihan ini, para peserta akan siap untuk menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi dalam industri hospitality dengan profesionalisme dan kecakapan. Ada beberapa ruanglingkup yang akan di capai dalam kegiatan ini, antara lain: 
  1. Pemahaman tentang konsep hospitalitas dalam konteks pariwisata.
  2. Pengetahuan tentang destinasi wisata lokal, atraksi, dan budaya.
  3. Etika profesional dalam pelayanan pelanggan.
  4. Penanganan keluhan dan situasi yang menantang dalam pelayanan pelanggan.

Metode Pelatihan

Metode pelatihan yang digunakan menjadi kunci utama dalam menghasilkan hasil yang optimal. Metode pelatihan yang efektif tidak hanya memfasilitasi transfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mendorong pengalaman praktis yang berharga bagi peserta. Dengan demikian, pemilihan metode pelatihan yang tepat menjadi langkah awal yang krusial dalam membangun kompetensi dan kualitas layanan dalam industri hospitality.
  1. Pelatihan akan dilakukan melalui kombinasi antara sesi tatap muka, diskusi kelompok, dan studi kasus.
  2. Materi pelatihan akan disampaikan oleh tenaga pengajar yang berpengalaman di bidang hospitalitas dan pariwisata.
  3. Peserta akan diberikan kesempatan untuk berlatih melalui permainan peran dan simulasi situasi kehidupan nyata.
Pelatihan ini akan menggunakan metode pelatihan studi banding, di mana pelatihan akan berlangsung di Gampong Nusa untuk mempelajari praktik terbaik dari pengembangan desa wisata yang telah berhasil dalam bidang hospitaliti. Selama pelatihan, peserta akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi destinasi wisata yang sukses dan belajar langsung dari praktik mereka.

Durasi Pelatihan Hospitality


Pelatihan akan berlangsung selama 2 hari berturut-turut dengan total waktu 24 jam pelatihan.

Peserta Pelatihan

  1. Peserta pelatihan adalah perangkat desa yang terlibat dalam pelayanan masyarakat dan pariwisata.
  2. Jumlah peserta pelatihan maksimal 20 orang yang mewakili dari anggota dan pengurus LEPA dan perwakilan dari perangkat desa

Sarana dan Prasarana

  1. Ruang pelatihan yang nyaman dan memadai.
  2. Proyektor dan layar untuk presentasi.
  3. Papan tulis dan spidol.
  4. Materi pelatihan yang relevan dan bahan bacaan tambahan.

Evaluasi dan Pengukuran Keberhasilan

  1. Evaluasi peserta akan dilakukan melalui tes tulis, penilaian kinerja, dan umpan balik dari peserta.
  2. Keberhasilan pelatihan akan diukur berdasarkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta sebelum dan sesudah pelatihan.

Rencana Tindak Lanjut




Setelah pelatihan, perangkat desa diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelayanan kepada masyarakat dan wisatawan.

Proses Kegiatan


1. Identifikasi Destinasi Wisata Terbaik

Para Peserta akan melakukan observasi untuk mengidentifikasi destinasi wisata yang telah berhasil dalam bidang hospitaliti. Destinasi tersebut harus memiliki kinerja yang baik dalam menyediakan layanan berkualitas kepada wisatawan

2. Pelaksanaan Pelatihan:

Pelatihan akan dilakukan melalui sesi kelas, diskusi, presentasi, dan kunjungan lapangan ke destinasi wisata terpilih.

3. Evaluasi dan Monitoring:

Setelah pelatihan selesai, akan dilakukan evaluasi untuk mengukur efektivitas pelatihan. Tim proyek juga akan melakukan monitoring terhadap peserta setelah pelatihan untuk mengamati penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.

Hasil yang Diharapkan


  1. Peningkatan pemahaman dan keterampilan perangkat desa dan pelaku wisata di Pulo Aceh dalam pengembangan sektor pariwisata bidang hospitaliti.
  2. Peningkatan kualitas layanan dan pengalaman pengunjung di destinasi wisata di Pulo Aceh.
  3. Pengembangan jaringan dan hubungan kerjasama antara perangkat desa dan pelaku wisata di Pulo Aceh dengan destinasi wisata lainnya.
  4. Pengembangan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan di Pulo Aceh

FAQ Training Hospitality

1. Apa itu industri hospitality?

Industri hospitality adalah sektor ekonomi yang berkaitan dengan pelayanan dan pengalaman tamu dalam berbagai bidang, termasuk hotel, restoran, pariwisata, perjalanan, dan hiburan.

2. Mengapa pelatihan dalam industri hospitality penting?

Pelatihan dalam industri hospitality penting karena meningkatkan kualitas layanan, mempersiapkan profesional untuk menghadapi situasi yang kompleks, meningkatkan kepuasan tamu, dan mendukung pertumbuhan bisnis di sektor pariwisata.

3. Apa saja keterampilan yang diperlukan dalam industri hospitality?

Beberapa keterampilan penting dalam industri hospitality termasuk komunikasi yang efektif, keahlian dalam penanganan tamu, manajemen waktu, pemecahan masalah, keramahan, dan keahlian dalam beradaptasi dengan kebutuhan tamu.

4. Apa yang diharapkan dari pelatihan dalam industri hospitality?

Dari pelatihan dalam industri hospitality, diharapkan para peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melayani tamu, memahami standar pelayanan yang tinggi, menghadapi situasi yang beragam dengan profesionalisme, serta memperkuat kompetensi yang dibutuhkan dalam karier di industri ini.

5. Apakah pelatihan dalam industri hospitality hanya untuk mereka yang bekerja di hotel?

Tidak, pelatihan dalam industri hospitality tidak hanya untuk mereka yang bekerja di hotel. Ini juga berlaku untuk berbagai bidang lain seperti restoran, agen perjalanan, atraksi pariwisata, penyedia layanan katering, dan sektor-sektor lain yang berhubungan dengan pelayanan tamu.

Pengembangan Kawasan Ekowisata dan Konservasi Penyu di Pulo Aceh

Pengembangan Kawasan Ekowisata dan Konservasi Penyu di Pulo Aceh

Tukik Penyu Belimbing


Lembaga Ekowisata Pulo Aceh - Pulo Breuh merupakan salah satu pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Pulo Aceh yang sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari. Pulau ini hanya memiliki luas daratan 63 km2 yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Secara administrasi Pulau Breuh terletak di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pulau ini memiliki topografi wilayah yang berbukit dengan daya tarik berupa pantai berpasir putih yang landai, terumbu karang serta landscape yang indah dan masih alami (BPS Kab. Aceh Besar, 2017).

Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar memiliki pantai berpasir dengan panjang garis pantai lebih dari 100 kilometer yang merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Menurunnya populasi penyu dapat memberikan dampak pada ekosistem laut karena penyu berperan penting terhadap keseimbangan ekosistem laut. Oleh karena itu, diperlukan tempat konservasi yang dapat menjaga dan mengembangbiakkan penyu yaitu dengan merancang Kawasan Ekowisata Penangkaran Penyu di Desa Gugop.

LEPA atau Lembaga Ekowisata Pulo Aceh yang sudah aktif dari tahun 2017 merupakan kelompok yang dibentuk atas prakarsa masyarakat di kawasan Desa Gugop , Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pendirian Lembaga ini sangat terkait dengan Panglima Laot , lembaga adat yang mengawasi program konservasi laut di wilayah sekitarnya disebut Lhok.

MISI Lembaga Ekowisata Pulo Aceh

LEPA memiliki 3 misi utama, yaitu:

1.  Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Aceh Besar dan jasa lingkungan lainnya melalui kegiatan ekowisata berkelanjutan.

2.  Meningkatkan sumber daya manusia dalam pengelolaan kelembagaan yang efektif, efisien, dan mandiri.

3.    Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekowisata berbasis kearifan lokal.

Fakta menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan populasi atau jumlah sarang penyu yang semakin berkurang dari tahun ke tahun di Pantai Pulo Aceh. Hal ini disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia. Faktor alam yang mengancam keberadaan penyu adalah predator, penyakit, dan perubahan iklim. Sementara itu, kegiatan manusia yang menyebabkan penurunan populasi penyu antara lain pengambilan telur yang berlebihan untuk ekonomi, dan penyu yang tertangkap jaring ikan, sehingga keberadaan penyu di alam terancam punah. Selama tahun 2017-2019, organisasi ini melakukan dan melepasliarkan sebanyak 1958 tukik penyu di sepanjang pantai Lambaro.

Tantangan yang dihadapi LEPA dalam mengatasi masalah konservasi adalah keterbatasan kapasitas dan manajemen organisasi (kerangka kerja organisasi, strategi, dan pembiayaan berkelanjutan) serta keterbatasan kapasitas individu staf terkait keahlian dalam pengembangan jejaring. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan kapasitas staf dalam melaksanakan berbagai proyek yang menggunakan pendekatan konservasi yang inovatif.

Oleh karena itu, fokus utama dalam program ini yaitu untuk adanya peningkatan kapasitas kelembagaan LEPA dalam melakukan upaya konservasi penyu yaitu pemantauan telur, relokasi, dan penangkaran. Kegiatan lain termasuk pelatihan staf dalam merancang destinasi dan pedoman ekowisata.

Kegiatan Lembaga Ekowisata Pulo Aceh

1. Pelatihan Ekowisata dan Paket Wisata

Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu karena predator alami maupun manusia. Kegiatan Pelepasan Tukik oleh Lembaga Ekowisata Pulo Aceh dilakukan pada tanggal 11 maret 2023 dengan pelepasan 50 tukik dari 90 telur penangkaran. Jenis Tukik yang dilepaskan adalah Belimbing dan Lekang. Pelepasan dilakukan di Pasie Lambaro Gugop.

Untuk melakukan kegiatan ini LEPA mengemasnya dengan pembuatan paket wisata yang melibatkan beberapa agen tour seperti zalyan tour dan beberapa pemberita media online.

Peserta yang hadir dalam kegiatan ini 88 orang terdiri dari DPRA, BPSPL Padang, DKP, DPMG, BUMDESMA Pulo Breuh Maju Beusaree, Polsek Pulo Aceh, Koramil Pulo Aceh, dan Masyarakat Pulo Breuh.

Pengarahan dari BPSPL Padang Kris Handoko sebelum Pelepasan Penyu


2. Sosialisasi kawasan konservasi penyu dan Doa Bersama

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 1 April 2023 di pasie lambaro, gampong gugop kecamatan pulo aceh, yang melibatkan 90 orang partisipan terdiri dari Aparatur gampong, Tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda di pulo breuh.

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman pada masyarakat, tokoh dan aparatur gampong tentang pelaksanaan kegiatan kawasan konservasi penyu, pentingnya pengelolaan kawasan konservasi dan perlindungan satwa penyu di pulo breuh.


3. Leadership Training

Kegiatan Leadership Training dilakukan pada tanggal 20-21 Mei 2023 di Aula UPT-BPKS Pulo Aceh. Kegiatan ini di fasilitasi oleh 2 orang dan berasal dari CV. Daratan Samudera yakni lembaga yang bergerak dalam pembinaan dan pengembangan SDM di Provinsi Aceh.

Jumlah partisipan yang hadir 12 orang  dengan komposisi:

- Pengurus LEPA 6 orang

- 2 Pemateri orang

- Lokal Organizer 1 orang

- Notulensi 1 orang

- Fasilitator 1 orang


Metodologi Training

Pelatihan Kepemimpinan (leadership) ini dilaksanakan menggunakan metode experiential learning, Sistem ruang pembelajaran saat pelaksanaan adalah 50% ruang terbuka dan 50% menggunakan sistem dalam ruangan.


4. Pelatihan Kepemimpinan Konservasi

Pelatihan kepemimpinan konservasi yang mencakup aspek perubahan iklim menjadi sangat penting. Pelatihan ini akan membantu para pegiat konservasi dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 25 Mei 2023 di Aula UPT-BPKS Pulo Aceh. Kegiatan ini di fasilitasi oleh 2 orang, utusan dari Pegiat Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Padang (BPSPL Padang).

Jumlah partisipan yang hadir 10 orang  dengan komposisi:

- Pengurus LEPA 6 orang

- 2 Pemateri orang

- Notulensi 1 orang

- Fasilitator 1 orang


5. Guide and Hospitality Training

Pelatihan guide dan hospitality bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada perangkat desa dan pelaku wisata dalam memberikan layanan yang ramah, profesional, dan memuaskan kepada wisatawan dan penduduk lokal.


Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 07 s/d 09 Juni 2023 di gampong nusa kecamatan Lhok Nga Kab. Aceh Besar. Gampong Nusa merupakan peraih juara 1 pada event nasional yaitu Anugerah Desa Wisata tahun 2021, sehingga LEPA melakukan kunjungan sekaligus mempelajari manajemen paket wisata, hospitality dan penginapan di gampong tersebut.

Partisipan yang ikut serta dalam training ini 34 orang terdiri dari 12 Aparatur gampong, pelaku wisata dan pengurus LEPA serta perwakilan lembaga pariwisata Nusa. Kegiatan ini di fasilitasi oleh Nada Sofia dari lembaga pariwisata nusa, dan narasumber Hidayatul Fadli dari Disbudpar Aceh.

Dengan adanya pelibatan berbagai pihak dan kerjasama dengan gampong nusa, pengembangan jaringan dan hubungan kerjasama antara perangkat desa dan pelaku wisata di Pulo Aceh serta Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Pulo Aceh dapat terintegrasi anatara satu gampong dengan gampong lain.
Pelepasan Puluhan Tukik Belimbing di Pasie Lambaro, Pulo Breuh

Pelepasan Puluhan Tukik Belimbing di Pasie Lambaro, Pulo Breuh

Tukik Belimbing

Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) Bersama Forum Konservasi Penyu Aceh di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh melakukan aksi bersama di Pulo Aceh selama dua hari 9-10 September 2023. Aksi tersebut sebagai bentuk komitmen bersama untuk pelestarian penyu dan menggugah giat pariwisata Pulo Aceh sebagai sumber ekonomi baru.

Ketua LEPA, Firdaus, mengatakan pada kegiatan itu pihaknya melepaskan 98 ekor tukik atau anak penyu di kawasan pantai Pasi Lambaro dan bersih-bersih pantai Pulo Aceh.

“Alhamdulillah kegiatan terlaksana dengan lancar, semuanya dengan tujuan Konservasi dan pengembangan wisata di Pulo Aceh,” katanya, Senin (11/9/2023).

Firdaus menyebut kegiatan itu diikuti sejumlah pihak diantaranya Kepala BKSDA Aceh, BPKS Sabang, DLHK Aceh, Satker Kementrian Kelautan dan Perikanan, Akademisi dari USK dan Poltek Kelautan dan Perikanan, Universitas Abulyatama Aceh serta muspika pulo Aceh, LSM peduli lingkungan, WCS IP Program dan Panglima Laot Pulo Aceh.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pentingnya menjaga habitat yang dilindungi serta bisa menjadikan pengeloaan penyu sebagai destinasi wisata minat khusus seperti di provinsi lain,” kata Firdaus.

Dalam kegiatan selama dua hari tesebut ikut dilakukan pelepasan tukik penyu 98 ekor, giat bersih Pantai, mitigasi penanaman pohon Pantai, penyelaman oleh aktivis lingkungan untuk membersihkan terumbu karang serta diisi dengan bincang-bincang interaktif potensi kelautan dan perikanan pulo Aceh.

Masyarakat pulo Aceh yang diwakili sekdes Gampong Gugop menyatakan berterima kasih terhadap dukungan kepada kelompok masyarakat di pulo Aceh dan berharap event seperti ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pariwisata Pulo Aceh ke depan. [masakini]

Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) Studi Banding ke PT Kelola Pangan Indonesia

Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) Studi Banding ke PT Kelola Pangan Indonesia


LEPA (Lembaga Ekowisata Pulo Aceh) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang selama ini aktif dalam gerakan konservasi lingkungan dan pendampingan kelompok usaha Pulo Aceh melalui pemanfaatan potensi local. Diantaranya adalah pemasaran ikan dan produk olahan ikan, meskipun belum terlaksana secara maksimal karena terbentur oleh rantai pemasaran yang panjang sehingga harga ikan yang mampu ditawarkan LEPA untuk nelayan jauh lebih murah dari yang diharapkan.

Untuk mengatasi hal ini dan mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan, LEPA yang didampingi oleh Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS IP) mulai menggagas kerjasama dengan perusahaan PT. Kelola Pangan Indonesia. Sebagai langkah awal, LEPA berkunjung langsung ke PT. Kelola Pangan Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan bergerak di Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan di Aceh. Perusahan KPI berlokasi di Lampulo dan Ulhee Lheue.

Kunjungan LEPA ke PT. Kelola Pangan Indonesia (Rabu 8/7/2020) ini disambut oleh Syukri sebagai Direktur PT. Kelola Pangan Indonesia. Menurut Syukri, kualitas higienis dan ukuran ikan menjadi acuan utama dari perusahaan yang berfokus di produk frozen food ini.

KPI menyambut baik rencana kerjasama tripatri antara LEPA, PT. KPI dan WCS-IP yang bertujuan untuk membangun tata kelola perikanan berkelanjutan. LEPA sangat berharap kerjasama ini dapat ditindaklanjuti untuk membantu pemasaran ikan nelayan kecil terutama nelayan ikan karang dengan tetap mengedepankan nilai-nilai ekologi.

Untuk menjaga kualitas ikan, LEPA dituntut untuk dapat mengawal prosesnya dari hasil tangkapan ikan dilaut sampai ke Pelabuhan Nelayan Gugob dengan sistem penanganan pasca panen ikan dan penarapan rantai dingin. Begitu juga dengan ukuran ikan dapat dilakukan grading sesuai dengan permintaan pasar.

Selain berdiskusi, LEPA juga turut diajak untuk melihat proses rantai dingin dan pengolahan ikan yang akan berjalan di pabrik milik PT. Kelola Pangan Indonesia. (sumber:acehherald).